Alienasi Menurut Karl Marx
Afif Hidayatulloh
Teori Sosiologi Modern A
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga
Alienasi Menurut Teori Karl Marx
Karl Marx lahir di Trier, Prusia, 5 Mei 1818. Pada tahun 1841, Marx menerima gelar doktor filsafat di Universitas Berlin, universitas yang sangat diperngaruhi oleh Hegel dan guru-guru muda penganut filsafat Hegel. Setelah Marx pindah ke Paris, ia kemudian menggabungkan Hegelianisme, Sosialisme dan ekonomi politik yang kemudian menentukan orientasi intelektualnya. Karl Marx bersama dengan Frederich Engels banyak mengkritisi kondisi kehidupan kelas buruh atas kapitalisme.
Di dalam karyanya yang berjudul The Economic Philosopichal Manuscripts 1844, Alienasi merupakan situasi buruh yang mendapatkan sebuah keadaan yang terasing dalam kehidupannya. Ada empat keadaan di mana buruh teralienasi dalam masyarakat Borjuis, pertama oleh hasil kerjannya (sebagai objek asing yang memiliki kekuasaan atas dirinya), kedua terasing dari aktivitas kerjannya (aktivitas justru ditujukan untuk melawan dirinya, seolah aktivitas kerja itu bukan miliknya), ketiga terasing dari dirinya sendiri sebagai manusia (ditransformasikan menjadi sesuatu yang keberadaannya asing baginya), keempat terasing dari manusia lain, dan dalam hubungan kerja mereka dan objek kerja mereka. Karl Marx percaya bahwa kekayaan pribadi dan pasar tidak memberikan nilai dan arti pada semua yang mereka rasakan sehingga mengasingkan manusia (manusia dari diri mereka sendiri).
Jika kita belajar sejarah maka kita akan mengenal banyak tokoh-tokoh yang tertulis dalam tinta emas, kita akan mengenal pangeran Diponegoro, sultan Hasanudin, Pattimuri dan lainnya. Kita mengenalnya karena mereka berperan besar. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang berkeringat darah (rakyat jelata) yang tidak kalah perannya. Apakah memang nama-nama mereka tidak layak untuk kita dengar.
Di era modern pun unsur-unsur keterasinganpun kian kuat, orang-orang yang memiliki modal dan tanah yang besar cenderung memanfaatkan para pekerja. Puluhan pekerja yang memang bekerja di situ perannya lebih kecil dibandingkan pemilik modal atau tanah tersebut. Mereka (pemilik modal dan usaha) cenderung merasa besar kepala sehingga memandangkan rendah kaum pekerja.
Apabila kita melihat dalam perkembangan zaman, alienasi terjadi karena semakin menguatnya kapitalisme. Ketika terjadi revolusi Rusia, buruh atau golongan pekerja yang tadinya tidak pernah dipandang sedikitpun dalam waktu dekat menjadi simbol kemuliaan. Sehingga kita dapat melihat perbedaan yang begitu besar antara masyarakat kapitalis dan sosialis.
Di kehidupan sehari-hari, kita masih menjumpai banyak sekali alienasi. Saya memiliki tetangga namanya pak Heru, beliau adalah salah satu orang kaya dan terhormat di desa saya. Beliau memiliki tanah, klinik dan minimarket. Jaringan usahanya pun juga luas. Sehingga banyak orang yang bekerja di sana, baik tetap ataupun hanya waktu tertentu. Orang-orang desa mengenal beliau sebagai pekerja keras, ulet dan rajin, padahal orang bekerja di sana (pekerjanya) jauh lebih berat. Tapi orang-orang tiap berkunjung dan menjalin relasi tidak melihat para pekerja itu, dan lebih tertarik memfokuskan diri pada pak Heru sehingga popularitas di dalam masyarakat kian hari kian menambah. Tiap kali usahannya besar pengaruh dalam masyarakat juga besar, tapi apakah para pekerja di sana akan memiliki popularitas dan pengaruh yang meningkat?? Jawabannya di desa saya tidak.
Sumber :
Anwar,Yesmil.2017.Sosiologi untuk Universitas.Bandung:PT Refika Aditama
Marx,Karl.(1959). Economic & Philosophic Manuscripts of 1844.Moscow:Progress Publisher
Komentar
Posting Komentar