Hubungan Nilai dan Objek Menurut Georg Simmel
Hubungan Nilai dan Objek Menurut Georg Simmel
Simmel lahir di Berlin, 1 Maret 1858. Ia belajar di Universitas Berlin dan menerima gelar doktor filsafat pada tahun 1881. Pemikiran Simmel dipengaruhi oleh Herbert Spenser seperti evolusionisme, Simmel juga dipengaruhi oleh seorang filsuf bernama Immanuel Kant. Dalam kehidupannya Simmel menjadi dosen privat di Universitas Berlin dan di tahun 1914 menjadi dosen tetap di Universitas kecil (Strasbourg). Walaupun Simmel memilki karya yang sangat terkenal di masannya namun Jerman tidak memberikan status akademisi penuh. Salah satu alasan yang menyebabkannya adalah karena ia keturunan Yahudi, pada masa itu Jerman sedang dilanda paham anti Yahudi.
Di dalam karyanya yang berjudul The Philosophy of Money, Simmel menjelaskan tentang bentuk-bentuk umum dari uang dan nilai, ia juga menjelaskan tentang dampak uang terhadap dunia batin seseorang dan terhadap budaya secara umum. Simmel menjelaskan hubungan antara nilai dan objek bahwa orang membuat nilai dengan menciptakan objek,kemudian memisahkan diri mereka sendiri terhadap obyek yang diciptakan, dan kemudian mencari jalan keluar terhadap jarak, rintangan dan kesulitan yang muncul dari obyek yang diciptakannya, perlu diingat jika nilai dari sesuatu berasal dari kemampuan orang menempatkan diri pada jarak yang tepat pada objek, Kita menganggap suatu objek itu berharga, dan itu sebenarnya bukan signifikansi objek tetapi kemungkinan kepuasan subjektif yang menggairahkan kita (Simmel, 1907/2003: 66).
Kita tahu bahwa kesulitan yang paling utama dalam memperoleh suatu objek adalah nilai objek itu sendiri. Seseorang ketika menginginkan sesuatu dalam hal ini yang berarti objek maka orang itu pasti akan melakukan segala cara demi mendapatkannya. Karena adannya halangan yang disebut jarak tadi maka seseorang tidak dapat langsung mendapatkan obejek itu ada rintangan dan kesulitan yang harus dilaluinnya. Rintangan dan kesulitan itu bisa berupa berbagai hal seperti transportasi atau sedang kekurangan. Disebutkan tadi menurut Simmel jika nilai yang sesungguhnya berasal dari kemampuan seseorang menempatkan diri pada objek, dengan kata lain jarak yang dekat bukan merupakan objek yang bernilai atau jarak yang sangat jauh juga bukanlah objek yang bernilai. yang bernilai jika seseorang itu mendapatkan objek ketika tahu betapa sulitnya seperti kelangkaan dan betapa pentingnya objek tersebut sehingga melakukan segala cara seperti pengorbanan yang sebesar-besarnya. Perlu diingat jika kita menganggap sebuah objek itu berharga padahal itu merupakan subjektifas kita sendiri dan bukan merupakan objektifitas. Karena objek tersebut sudah pasti kita dapatkan karena merupakan sebuah kebutuhan atau pokok kita, sama seperti ibarat laut, ikan adalah milikku representasinnya. Karena subjektifitas dan obejektifitas itu berbeda jika subjektif berdasarkan sikap atau sifat keinginan relatif kita maka objektifitas itu berdasarkan dari apa fakta dan apa yang kita butuhkan.
Di era modern seperti ini kita akan mengenal uang, uang itu digunakan kita diibaratkan sebagai pengganti nilai atas objek yang kita butuhkan. Karenannya uang tersebut sulit didapatkan sehingga ketika kita mendapatkan uang maka kita akan gunakan itu untuk menghilangkan jarak kita terhadap objek. Sebagai contoh mudahnya, Amir seorang penagngguran karena ia ingin mengikuti SBMPTN namun saat itu untuk biaya pendaftaran saja tidak punya sehingga Amir bekerja sebagai kuli di bangunan rumah. Sudah seminggu berjalan Amir bekerja dan di saat uangnya dirasa cukup Amir mendaftar untuk mengikuti SBMPTN.
Sumber :
Anwar, Yesmil.2017.Sosiologi untuk Universitas.Bandung:PT Refika Aditama.
Simmel, Georg.[1907 (2003)]. The Philosophy of Money Third enlarged edition. Diterjemahkan oleh Tom Bottomore dan David Frisby. London: Routledge.
Komentar
Posting Komentar