Skema AGIL dalam Sistem Masyarakat Menurut Talcott Parsons

Afif Hidayatulloh

Teori Sosiologi Modern A

Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Skema AGIL dalam Sistem Masyarakat Menurut Talcott Parsons


Talcot Parsons lahir pada tahun 1902 di Colorado Springs, Colorado. Parsons menapatkan gelar S1-nya dari Amherst College pada tahun 1924 dan bertujuan untuk bekerja di London Scholl of Economics dan pada tahun berikutnya ia pindah ke Jerman. Parsons sangat terpengaruh oleh karya Weber dan akhirnya menulis tesis doktorolnya di Heidelberg di mana karya-karyanya banyak yang berhubungan dengan karya dari Weber. Parsons menjadi seorang instruktur di Hardvard pada tahun 1927 hingga akhir hayatnya pada tahun 1979.

Saya membaca teori skema AGIL Talcot Parsons pada bukunya George Ritzer yang berjudul Eighth Edition Sociological Theory yang telah diterjemahkan ke dalam buku bahasa Indonesia. Di dalam buku tersebut Talcot Parsons mendifinisikan ada empat imperatif fungsional yang perlu ada bagi semua sistem. Diantaranya adaptation (A) (Adaptasi), goal attainment (G) (Pencapaian Tujuan), integration (I) (Integrasi), dan Latency (L) (Latensi), atau pemeliharaan pola. Suatu sistem harus melaksanakan fungsi tersebut. Adaptasi, suatu sistem harus mengatasi kebutuhan mendesak yang bersifat situasional eksternal. Pencapaian tujuan, suatu sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Integrasi, suatu sistem harus mengatur antar hubungan bagian-bagian dari komponennya. Latensi, suatu sistem harus menyediakan, memelihara, dan memperbarui baik motivasi para individu maupun pola budaya yang menopang motivasi itu.

Sistem berarti sebuah kesatuan yang terdiri atas fungsi-fungsi atau komponen yang berbeda untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adaptasi (A) bertujuan untuk memperkenalkan dan menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, dalam hal ini misalnya produktivitas ekonomi tidak direalisasikan secara otomatis karena masyarakat harus bisa mengorbankan sesuatu demi mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya. Pencapaian tujuan (G) adalah sebuah fungsi yang bertujuan untuk mendorong dan mengajak masyarakat untuk memiliki satu tujuan bersama dan berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bergerak lebih maju lagi dalam hal ini diidentifikasikan dengan politik masyarakat atau pemerintah yang memiliki legitimasi dalam kekuasaan. Di bagian ketiga ada Integrasi (I), di mana dalam fungsi ini bertujuan untuk menjaga kestabilan di antara ketiga fungsi tersebut, serta berusaha untuk mencegah terjadinya konflik dan pertentangan-pertentangan yang timbul. Dalam hal ini integrasi bisa berupa hukum dalam masyarakat. Dan yang terakhir adalah Latensi, di dalam fungsi ini individu-individu memiliki tempat yang dapat menopang mereka. Memiliki struktur dan kepercayaan yang mampu menghasilkan keselarasan di antara mereka. Dalam hal ini terdiri dari intuisi khusus seperti keluarga, agama ataupun budaya. Semua fungsi-fungsi tersebut harus ada di dalam sebuah sistem. Bila tidak maka tidak bisa disebut sebagai sistem, misalnya pada masyarakat zaman kerajaan-kerajaan nusantara dulu, terutama pada masa kerajaan hindu di mana pada waktu itu jenis pekerjaan ditentukan oleh kasta, kasta ksatria misalnya pasti akan mengambil pekerjaan sebagai pejabat istana atau militer untuk mencapai tujuan dari kasta keluarganya atau pemeliharaan laten (LG), dan hal itu berbeda dengan masyarakat sekarang, petani misalnya akan mengambil pekerjaan di sawah bukan karena kewajibannya melainkan karena kebutuhan ekonominya untuk memenuhi tujuan hidupnya atau adaptasi (AG).

Dalam kehidupan sehari-hari kita kita dapat menemukan sebuah sistem yang terdiri dari AGIL. Contohnya adalah pasar tradisional di desa saya. Tiap hari pon dan kliwon pasar dibuka tiap orang dari berbagai dusun datang untuk melakukan kegiatan ekonominya seperti kerja, melakukan produktivitas dengan kata lain beradaptasi (A). Aparat pemerintah desa pun tak ketinggalan peran, dengan balai desa yang berada di tengah pasar membuka layanan masyarakat ataupun memberi peminjaman modal desa untuk usaha, dapat kita katakan ini merupakan fungsi pencapaian tujuan (G). Pasar Tegalsari di desa saya merupakan pasar tradisional sehingga masih berlaku tawar menawar, menggunakan bahasa jawa yang merupakan fungsi Integrasi (I), serta masih menggenggam erat budaya jawa dan agama Islam sebagai identitas masyarakat tersebut yang merupakan fungsi Latensi (L).



Sumber :

Anwar,Yesmil.2017.Sosiologi untuk Universitas.Bandung:PT Refika Aditama.

Ritzer, George.2012.Edisi Kedelapan Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Posmodern. Diterjemahkan oleh Pasaribu, Saut. Rh.Widada dan Eka Adi Nugraha. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik Emile Durkheim

Kim Yushin komandan Pasukan Hwarang Penyatu Semenanjung Korea

Kemenangan Islam Terhadap Mongol Pada Perang Ain Jalut