Sistem Pengetahuan Masyarakat Lokal
Sistem Pengetahuan Masyarakat Lokal
Yang terakumulasi sepanjang sejarah hidup mereka mempunyai peran sangat besar. Pandangan bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam dan sistem kepercayaan yang menekankan penghormatan terhadap lingkungan alam merupakan nilai yang sangat positif untuk pembangunan berkelanjutan.
Konsep sistem pengetahuan lokal berakar dari sistem pengetahuan dan pengelolaan lokal atau tradisional. Masyarakat lokal, tradisional atau asli dapat ditemukan di setiap benua, di banyak negara. Definisi tentang masyarakat asli atau lokal cukup beragam. Walaupun demikian, beberapa elemen dasar biasanya termasuk antara lain: (1) keturunan penduduk asli suatu daerah yang kemudian dihuni oleh sekelompok masyarakat dari luar yang lebih kuat, (2) sekelompok orang yang mempunyai bahasa, tradisi, budaya, dan agama yang berbeda dengan kelompok yang lebih dominan, (3) selalu diasosiasikan dengan beberapa tipe kondisi ekonomi masyarakat, (4) keturunan masyarakat pemburu, nomadik, peladang berpindah, (5) masyarakat dengan hubungan sosial yang menekankan pada kelompok, pengambilan keputusan melalui kesepakatan, serta pengelolaan sumber daya secara kelompok.
Karena hubungan mereka yang dekat dengan lingkungan dan sumberdaya alam, masyarakat asli melalui “uji coba” telah mengembangkan pemahaman terhadap sistem ekologi di mana mereka tinggal. Masyarakat ini tidak selalu hidup harmoni dengan alam, karena mereka juga menyebabkan perusakan lingkungan. Pada saat yang sama, karena kehidupan mereka tergantung pada dipertahankannya integritas ekosistem tempat mereka mendapatkan makanan dan rumah. Kesalahan besar biasanya tidak akan terulang. Pemahaman mereka tentang sistem alam yang terakumulasi biasanya diwariskan secara lisan, serta biasanya tidak bisa dijelaskan melalui istilah-istilah ilmiah.
Dalam banyak kasus, tindakan masyarakat meniru pola dan perilaku sistem alam. Sebagai contoh, praktek penanaman beragam biji-bijian sebagai bagian peladangan berpindah banyak meniru kompleksitas dan keragaman sistem vegetasi wilayah sub-tropis dan tropis. Beberapa jenis tanaman yang berbeda selalu ditanam dalam satu petak tanah, atau biasa dikenal sebagai “tumpang-sari”. Bagi ilmuwan yang dididik secara Barat, praktek ini mungkin terlihat primitif dan tidak efisien. Akan tetapi, perbedaan kecepatan tumbuh berbagai tanaman tersebut justru membuat tanah menjadi permanen. Pola ini juga melindungi tanah dari sinar matahari langsung serta mengurangi pemanasan langsung pada permukaan tanah. Penutupan permukaan tanah yang terus menerus juga menjaga tanah datu proses erosi, khususnya selama musim hujan, ketika curah hujan tinggi. Sistem akar yang bervariasi juga menjadikan penggunaan volume tanah secara lebih efisien. Tanaman campuran juga mengurangi kerentanan petak tersebut terhadap hama dan serangga perusak.
Pengelolaan sumberdaya yang didasarkan atas pengetahuan ilmiah telah memberikan banyak konsep yang bermanfaat dalam pengelolaan lingkungan. Di banyak kasus, “produktivitas” dapat ditingkatkan secara berlipat, sehingga lebih banyak penduduk dapat dibantu kebutuhan makanannya. Akan tetapi, pendekatan ilmiah tidak selalu mampu menghindari perusakan lingkungan atau mempertahankan produktivitas.
Kesadaran yang terus berkembang bahwa penduduk asli yang tinggal di suatu wilayah telah mempunyai mempunyai pemahaman dan pandangan tentang sumberdaya, lingkungan dan ekosistem setempat, menimbulkan pemikiran bahwa para ahli tidak boleh semata-mata mengandalkan pada cara-cara ilmiah resmi dalam memahami suatu wilayah. Kesadaran ini menjadikan diterimanya pendekatan partisipatif.
Komentar
Posting Komentar