Teori Konflik dari Berbagai Tokoh Serta Analisis Kasus Berdasarkan Teori Konflik
Teori Konflik dari Berbagai Tokoh Serta Analisis Kasus Berdasarkan Teori Konflik
Ketimpangan hampir selalu menimbulkan ketegangan antara
mereka yang memiliki sumber daya yang melimpah dan mereka yang memiliki sumber
daya yang relatif sedikit, dan ketegangan ini akan menyebabkan dalam kondisi tertentu, menyebabkan
sebuah konflik di antaranya
ada yang diuntungkan dan
ada yang dirugikan. Fakta
dasar kehidupan sosial ini diakui oleh tokoh-tokoh awal dalam sosiologi,
khususnya Herbert Spencer, Karl Marx, Ralf Dahrendorf,Max Weber, dan Georg Simmel, tetapi masing-masing
berbeda pandangan dalam mendekati topik
tersebut. Serta teori konflik dengan cara yang agak berbeda.
Herbert Spencer, Spencer menekankan beberapa hubungan mendasar antara
kekuasaan, ketimpangan, ancaman, dan konflik.salah satu unsurnya
adalah akibat perang. Masalah-masalah
ini secara historismenyebabkan konsolidasi dan sentralisasi kekuasaan untuk
menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh anggota masyarakat yang ditaklukkan,
sehingga memicu siklus konsolidasi dan sentralisasi kekuasaan, perebutan sumber
daya .untuk mendukung kontrol sosial oleh pemerintah,
meningkatkan ketidaksetaraan, meningkatkan kebencian terhadap mereka yang
dikendalikan oleh kebijakan, dan meningkatnya potensi konflik
Karl Marx, Pemikiran
utama Karl Marx yaitu beranggapan bahwa pelaku utama dalam masyarakat adalah kelas-kelas
sosial. Dalam permulaan manifesto komunis disebutkan: “sejarah semua
masyarkat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas”. Karl
Mark mengklaim bahwa individu memilih untuk terlibat dalam perilaku memberontak
dan bertentangan sebagai respon terhadap ketidaksetaraan dari sistem
kapitalis.Adannya kelas-kelas dalam masyarakat,kepentingan ekonomi dan
distribusi yang tidak merata dapat menimbulkan konflik. Menurutnya hal ini akan
berlangsung terus dan untuk menghentikannya harus dilakukan sebuah revolusi.
Max Weber, Baginya konflik merupakan unsur dasar kehidupan masyarakat. Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada ketidaksamaan posisi sosial antarindividu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi di mana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan yaitu kelas,status dan kekuasaan. Kemunculan kelas-kelas baru akan menimbulkan stratifikasi sosial,yang akan mengakibatkan semakin ketatnya kompetisi antar individu dalam masyarakat baik dalam perebutan kekuasaan atau upaya melanggengkan status yang telah diraih.
Max Weber, Baginya konflik merupakan unsur dasar kehidupan masyarakat. Social inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling berkait. Konsep ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada ketidaksamaan posisi sosial antarindividu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi di mana suatu masyarakat terbagi dalam suatu susunan yaitu kelas,status dan kekuasaan. Kemunculan kelas-kelas baru akan menimbulkan stratifikasi sosial,yang akan mengakibatkan semakin ketatnya kompetisi antar individu dalam masyarakat baik dalam perebutan kekuasaan atau upaya melanggengkan status yang telah diraih.
Georg Simmel,
Menurutnya
konflik merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang mendasar,berkaitan
dengan sikap bekerja sama dalam masyarakat. Serta mendesainnya dalam kerangka
untuk memecahkan dualisme sebagai cara untuk mencapai kesatuan. Konflik tidak
dimaksudkan untuk menghentikan keteraturan sosial yang menyebabkan berhentinya
kehidupan masyarakat.Simmel berusaha untuk mengembangkan teori-teori yang
dilandaskan pada
bentuk-benuk dasar proses sosial yang dikenal dengan pendekatan sosiologi formal.
Struktur sosial dilihatnya sebagai gejala yang mencakup assoiatif dan
disasosiatif yang tidak mungkin dipisahkan, namun dapat dibedakan dalam
analisa. Konflik dapat menjadi penyebab atau pengubah kepentingan
kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, kesatuan-kesatuan dan lain sebagainya.
Dalam kenyatannya faktor-faktor disasosiatif seperti kebencian, kecemburuan,
ambisi dan nafsu memang merupakan penyebab terjadinya konflik.
Ralf Dahrendorf Dalam
melihat sebuah konflik, Ralf Dahrendorf memiliki pemikiran bahwa konflik yang
terjadi dimasyarakat disebabkan oleh berbagai aspek sosial. Menurut Dahrendorf,
dan para teoretisi konflik lainnya, setiap masyarakat setiap saat tunduk
pada proses perubahan. Fungsionalis menekankan keteraturan masyarakat,sedangkan
teoretisi konflik melihat pertikaian dan konflik dalam sistem
sosial.Fungsionalis menyatakan bahwa setiap masyarakat berperan dalam menjaga
stabilitas. Teori konflik melihat berbagai elemen kemasyarakatan menyumbang terhadap
disentegrasi dan perubahan.
berikut contoh analisis kasus :
ANALISIS
KASUS :
Bagi
pemeluk agama non-Islam mendirikan rumah ibadah memerlukan perjuangan yang
sangat besar mengingat sulitnya mendapatkan ijin mendirikan rumah ibadah. Di
beberapa wilayah, warga bahkan menentang pendirian rumah ibadah tersebut.
Bagaimana anda menganalisis fenomena ini?
1.Analisis
Dalam
latar belakang diatas telah diuraikan tentang konsep dari Karl Marx dan yang
lainnya, yang dapat digunakan untuk menganalisa gejala-gejala konflik sosial
terutama bentuk-bentuk konflik yangada di masyarakat Indonesia. Karl Mark mengklaim
bahwa individu memilih untuk terlibat dalam perilaku memberontak dan
bertentangan sebagai respon terhadap ketidaksetaraan dari sistem
kapitalis.Adannya kelas-kelas dalam masyarakat,kepentingan ekonomi dan
distribusi yang tidak merata dapat menimbulkan konflik. Analisa kasus di atas merupakan bentuk konflik struktural
atau kelas-kelas. Konflik struktur kekerasan yang berbentuk eksploitasi
sistematis disertai mekanisme yang menghalangi terbentuknya kesadaran serta
menghambat kehadiran lembaga-lembaga yang dapat menentang eksploitasi dan
penindasan itu. Kekerasan jenis ini lebih tersembunyi seperti ketidakadilan,kebijakan
yang menindas.
2.Upaya
menyelesaikan
Sebuah
konflik, yakni sebuah situasi dimana 2 pihak atau lebih dihadapkan pada
perbedaan kepentingan, tidak akan berkembang menjadi sebuah sengketa apabila pihak yang
merasa dirugikan hanya memendam perasaan tidak puas atau keprihatinannya. Sebuah konflik
dapat berubah atau berkembang menjadi sebuah sengketa bilamana pihak yang merasa
dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau keperihatinannya, baik secara langsung kepada
pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain
perbedaan kepentingan, tidak akan berkembang menjadi sebuah sengketa apabila pihak yang
merasa dirugikan hanya memendam perasaan tidak puas atau keprihatinannya. Sebuah konflik
dapat berubah atau berkembang menjadi sebuah sengketa bilamana pihak yang merasa
dirugikan telah menyatakan rasa tidak puas atau keperihatinannya, baik secara langsung kepada
pihak yang dianggap sebagai penyebab kerugian atau kepada pihak lain
a.Negosiasi
adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan
bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak kelompok atau
organisasi yang lain antara pihak Islam dan non Islam, penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.
organisasi yang lain antara pihak Islam dan non Islam, penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa.
b.Musyawarah,Selain Negosiasi, musyawarah juga dilakukan oleh kedua belah
pihak. Istilah- istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern
tentang musyawarah dikenal dengan sebutan kesepakatan bersama, rembug desa, kerapatan
nagari bahkan demokrasi.
tentang musyawarah dikenal dengan sebutan kesepakatan bersama, rembug desa, kerapatan
nagari bahkan demokrasi.
3.Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, setelah mengadakan analisis dan penelaahan secara
seksama dan beserta teori-teori dari para ahli sosiologi,serta tentang tentang bentuk dan penyelesaian konflik. Pada bab ini saya akan menyimpulkan hasil dari analisis yang
merupakan jawaban dari permasalahan.
seksama dan beserta teori-teori dari para ahli sosiologi,serta tentang tentang bentuk dan penyelesaian konflik. Pada bab ini saya akan menyimpulkan hasil dari analisis yang
merupakan jawaban dari permasalahan.
1. Bentuk
konflik yang terjadi di Indonesia berupa bentuk konflik struktural, penulis dapat menyimpulkan bahwa bentuk konflik
struktural ini dapat dilihat dari adanya
kelompok yang berselisih.Ketimpangan kekuasaan dan perbedaan agama yang menyebabkan
kesejahteraan hidup seseorangatau kelompok menjadi salah satu bentuk konflik
struktural, secara hukum formal Para
non Islam tidak mempunyai hak penggunaan lahan yang mayoritas Islam di suatu tempat, yang menyebabkan para non Islam harus segera mengosongkan lahan yang sudah di tempati. Sedangkan penduduk mayoritas mempunyai kekuasaan atas lahan tersebut.
non Islam tidak mempunyai hak penggunaan lahan yang mayoritas Islam di suatu tempat, yang menyebabkan para non Islam harus segera mengosongkan lahan yang sudah di tempati. Sedangkan penduduk mayoritas mempunyai kekuasaan atas lahan tersebut.
2.Cara untuk menyelesaikan kasus tersebut
adalah musyawarah dan negosiasi, serta dengan menumbuhkan sikap toleransi antar
umat beragama. Bahwa kita terdiri dari berbagai agama yang kita anut serta
saling menghargai satu sama lain,sesuai sila ke-1.
Daftar
Pustaka
a. Turner,
J. (2014). Theoretical sociology, Chapter 3: Conflict Theorising (lihat
lampiran)
b. Karl
Marx & conflict theory: Crash Course sociology #6. Link: https://www.youtube.com/watch?v=gR3igiwaeyc
c.
Social conflict
theory in Sociology: Definition and contributors. Link:
d.
Soekanto,S: Sosiologi Suatu Pengantar.edisi ke-47.Jakarta:Rajawali
Pers,2017.
e. Anwar,Y.Sosiologi untuk
Universitas.Bandung;Refika Aditama,2017.
Komentar
Posting Komentar