Keberanian Leonidas Sebagai Raja Sekaligus Ksatria

Leonidas I



Leonidas dalam bahasa Yunani berarti " anak singa" (lion), Leonidas adalah Raja Sparta ke 17 dari Dinasti Agiad. Ia merupakan salah satu anak Raja Anaxandridas II dari Sparta, yang dipercaya sebagai keturunan Heracles karena kekuatan dan keberaniannya. Tanggal lahir Leonidas tidak diketahui, tetapi ia diprediksi oleh para peneliti meninggal di pertempuran Thermopylae pada bulan Agustus 480 SM.
Leonidas merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya bernama Dorieus dan adiknya bernama Cleombrotus. Leonidas menjadi Raja menggantikan Cleomenes I, sekitar tahun 489 atau 488 SM. Leonidas menikah dengan putri Cleomenes, Gorgo. Sejak berperan dalam pertempuran Thermopylae, Leonidas menjadi terkenal.
Ketika Cleomenes I naik rahta sekitar tahun 520 atau 516 SM, Dorieus yang tidak terpilih merasa kesal dan kecewa. Kemudian, Dorieus pergi ke Afrika Utara untuk membentuk koloni baru. Namun sayangnya tidak berhasil. Akhirnya, ia pergi ke Sisilia dan mati terbunuh di kota yang konon menjadi lahirnya para mafia.
Leonidas telah menjadi warga negara Sparta ketika terjadi pertempuran Sepeia melawan Argos. Sebagai orang Agoge, ia terpilih menjadi Raja. Bukan karena mempunyai darah bangsawan, tetapi ia memang terbukti unggul dalam kondisi penuh persaingan dalam pelatihan Sparta. Persaingan inilah yang mengasah kemampuannya sebagai pemimpin militer tangguh, berani dan disiplin. Selain itu membuatnya diakui dan dipercaya oleh masyarakat.
Peran dan keberadaan Leonidas dalam pertempuran Thermopylae sangat melegenda. Pertempuran Thermopylae adalah perang yang terjadi pada 480 SM untuk melawan kekuasaan Persia yang saat itu dipimpin oleh Raja Xerxes I. Selain memimpin sekitar 300 prajurit Sparta, total pasukan yang dibawa oleh Leonidas untuk mempertahankan Thermopylae adalah sekitar 4.000-7.000 prajurit. Mereka berhadapan dengan Raja Xerxes I yang memimpin pasukan sekitar 80.000-290.000 prajurit Persia.
Kisah ketangguhan Leonidas memimpin 300 pasukan melawan kerajaan persia dengan jumlah Ribuan juga menginspirasi para sutradara untuk memfilmkan dengan judul " The 300".
Dengan tentara yang berjumlah 300, Leonidas dengan gagah berani melawan Raja Xerxes I. Di luar dugaan, Raja Xerxes I gentar, padahal saat itu dilindungi oleh puluhan ribu pasukan dan budaknya. Ketika berhadap-hadapan menjelang perang, Leonidas dibujuk Xerxes untuk berdamai. Namun Leonidas langsung menolak. Selanjutnya, Raja Xerxes I menggertak dengan mengatakan bahwa pasukannya jauh lebih banyak daripada pasukan Leonidas sehingga tidak mungkin Leonidas memenangkan pertempuran.
"Pasukanku memang hanya 300 orang, akan tetapi mereka semua adalah Ksatria. Sementara pasukanmu memang jumlahnya ribuan, tapi mereka semua adalah budak . 300 ksatria lebih hebat daripada ratusan ribu budak".
Pada serangan Persia yang pertama, pasukan Xerxes I harus kehilangan 20.000 prajurit dan dua saudara Xerxes yaitu Abrocomes dan Hyperanthes yang tewas dalam pertempuran. Sementara dari pihak Yunani kehilangan sekitar 2.500 prajurit. Walaupun jumlah pasukan Yunani lebih sedikit, tetapi faktanya berhasil menahan pasukan Persia dalam beberapa hari berikutnya. Leonidas dengan pasukannya yang kecil, (300 Sparta, 900 Helots, dan 700 Thespia) memblokade satu-satunya jalan yang dapat dilalui pasukan Xerxes I yang jumlahnya sangat besar.
Pada hari ketujuh, penduduk lokal yang bernama Ephialtes telah melakukan pengkhianatan dengan membongkar jalur rahasia melalui pegunungan yang dapat dilalui untuk menembus garis pertahanan Yunani oleh pasukan Xerxes. Setelah tiga hari pertempuran , pasukan Persia berhasil menguasai celah tersebut, tetapi menderita banyak kerugian. Keberhasilan yang diperoleh tidak seimbang dengan kerugian yang diderita. Disinilah letak kesan kehebatan Leonidas. Bahwa, hanya dengan pasukan sedikit, ia mampu menggoyahkan kekuatan Persia yang didukung oleh ratusan ribu budak jelas jumlah yang sangat tidak seimbang. Sehingga tak salah apabila Leonidas dalam sejarah disandingkan dengan Achilles, Alexander Agung, Choe Yeong, maupun Julius Caesar karena kehebatan dan keberaniannya dalam memimpin pasukan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Solidaritas Mekanik dan Solidaritas Organik Emile Durkheim

Kim Yushin komandan Pasukan Hwarang Penyatu Semenanjung Korea

Kemenangan Islam Terhadap Mongol Pada Perang Ain Jalut